Pentingnya Solidaritas untuk Mendukung Social Distancing
Akhir akhir ini Menjaga jarak dari orang di sekitar atau kini tren disebut dengan social distancing merupakan satu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19. Kebijakan ini disampaikan secara resmi dalam pidato Presiden pada hari Minggu (15/3/2020) di Istana Bogor.
Kebijakan untuk melakukan social distancing ini berdampak pada aktivitas
di masyarakat. Seperti adanya pengalihan kegiatan belajar tatap muka
beralih menjadi kelas online atau daring. Selain itu beberapa kantor
negeri dan swasta juga menginstruksikan untuk Work From Home (WFH) atau
bekerja dari rumah.
Istilah social distancing banyak diartikan menjaga jarak sosial.
Beberapa contoh yang disebutkan adalah tidak melakukan aktivitas dengan
berkerumun. Namun tidak sedikit masyarakat yang masih melakukan
aktivitas di luar rumah dengan aktivitas biasa.
Social distancing sesungguhnya memiliki makna untuk memisahkan individu dari kerumunan, sehingga yang tadinya berkelompok mereka akan terpisah-pisah menjadi individu-individu.
Jika kita melihat informasi tentang kasus korona di Indonesia menurut dari sumber kementrian kesehatan republik Indonesia menginformasikan pada Jumat (17/04/2020) .
Kasus Jumlah pasien positif Virus Corona atau Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah. Data 17 April 2020 hingga pukul 16.00 WIB, jumlah pasien yang dinyatakan positif bertambah 407 orang. Sehingga total 5.923 orang. Jumlah pasien yang sembuh juga bertambah 59 orang. Total pasien sembuh kini mencapai 607 orang. Jumlah pasien meninggal bertambah 24 orang menjadi 520.
jika dilihat dari informasi di atas menerapkan social distancing sangat lah penting, seseorang tidak diperkenankan
untuk berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat
berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan orang yang sedang sakit
atau berisiko tinggi menderita COVID-19.
Istilah social distancing ini muncul dan digunakan oleh mereka yang
bergerak di dunia kesehatan untuk mengimbau masyarakat terkait dengan
wabah Covid-19. Tujuannya, supaya masyarakat bisa memberikan jarak antar
individu dan penularan bisa dicegah.
Pada Senin (23/3/2020) World Health Organization (WHO) merespons makna
social distancing di masyarakat. WHO menyarankan menggunakan physical
distancing sebagai frasa untuk megedukasi masyarakat. Saran ini
diberikan dengan dasar physical distancing memiliki makna jarak fisik
bukan jarak sosial dengan orang-orang terdekat kita.
Terlepas dari istilah tersebut, di situasi saat ini yang paling penting
adalah memberikan sosialiasi dan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga
jarak satu dengan yang lain. Dengan demikian penularan virus ini bisa
terputus.
Perlu adanya usaha bersama untuk menjelaskan kebijakan ini kepada
masyarakat. Tentu upaya yang dilakukan tidak bisa sama dengan negara
lain. Misalnya negara Jepang dan Korea, kedua negara ini telah memiliki
kesadaran diri individual yang sudah baik.
Ketika pemerintahan mengeluarkan suatu aturan mereka merespons cepat
dan langsung menaatinya karena mereka sadar kondisi ini memiliki dampak
untuk mereka sendiri. Kemudian di beberapa negara lain seperti China,
Italia dan Rusia, peran pemerintah sangat kuat dalam memberlakukan
peraturan.
Indonesia dengan latar belakang budaya yang kuat membuat kebijakan social distancing sedikit sulit untuk diberlakukan. Contohnya di Kota Solo masih ditemui masyarakat yang berkerumun di beberapa titik. Sikap pekewuh yang melekat dalam mayoritas warga Solo membuat mereka tetap menghadiri kegiatan berkelompok. Salah satunya kegiatan rewang, atau hajatan di desa.
Tidak hanya itu beberapa aktivitas ibadah masih tetap dijalankan bersama-sama dengan memegang teguh kepercayaan bahwa Tuhan akan melindungi mereka. Padahal sudah dikeluarkan secara resmi oleh pihak-pihak berwenang dan pihak ahli untuk beribadah dari rumah.
Berbagai kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah sudah dikaji sebelumnya sehingga peran-peran tokoh masyarakat menjadi penting dan berpengaruh dalam menyampaikan kebijakan tersebut.
Gerakan serentak oleh semua lini perlu dilakukan untuk melakukan sosialisasi mulai dari tokoh-tokoh agama, pendidikan, pejabat pemerintah serta semua yang memiliki pengaruh besar di masyarakat. Ini penting karena ketika dari kelompok medis sudah berusaha untuk mengobati, tetapi masyarakat tidak mendukung akan sama saja.
Selain itu masyarakat bisa bahu membahu untuk memenuhi kebutuhan di masyarakat. Bagi mereka yang memiliki kondisi perekonomian menengah ke atas bisa memberikan bantuan untuk kalangan menengah ke bawah sehingga kebijakan social distancing dan work from home (WFH) bisa berjalan dengan baik dan maksimal, karena masyarakat tidak mengkhawatirkan pendapatan mereka.
Solidaritas menjadi hal penting untuk saat ini. Tim medis berupaya untuk mengobati, pemerintah berusaha melakukan pencegahan dengan berbagai kebijakan dan tindakan, masyarakat yang proaktif mendukung kebijakan.
Indonesia dengan latar belakang budaya yang kuat membuat kebijakan social distancing sedikit sulit untuk diberlakukan. Contohnya di Kota Solo masih ditemui masyarakat yang berkerumun di beberapa titik. Sikap pekewuh yang melekat dalam mayoritas warga Solo membuat mereka tetap menghadiri kegiatan berkelompok. Salah satunya kegiatan rewang, atau hajatan di desa.
Tidak hanya itu beberapa aktivitas ibadah masih tetap dijalankan bersama-sama dengan memegang teguh kepercayaan bahwa Tuhan akan melindungi mereka. Padahal sudah dikeluarkan secara resmi oleh pihak-pihak berwenang dan pihak ahli untuk beribadah dari rumah.
Berbagai kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah sudah dikaji sebelumnya sehingga peran-peran tokoh masyarakat menjadi penting dan berpengaruh dalam menyampaikan kebijakan tersebut.
Gerakan serentak oleh semua lini perlu dilakukan untuk melakukan sosialisasi mulai dari tokoh-tokoh agama, pendidikan, pejabat pemerintah serta semua yang memiliki pengaruh besar di masyarakat. Ini penting karena ketika dari kelompok medis sudah berusaha untuk mengobati, tetapi masyarakat tidak mendukung akan sama saja.
Selain itu masyarakat bisa bahu membahu untuk memenuhi kebutuhan di masyarakat. Bagi mereka yang memiliki kondisi perekonomian menengah ke atas bisa memberikan bantuan untuk kalangan menengah ke bawah sehingga kebijakan social distancing dan work from home (WFH) bisa berjalan dengan baik dan maksimal, karena masyarakat tidak mengkhawatirkan pendapatan mereka.
Solidaritas menjadi hal penting untuk saat ini. Tim medis berupaya untuk mengobati, pemerintah berusaha melakukan pencegahan dengan berbagai kebijakan dan tindakan, masyarakat yang proaktif mendukung kebijakan.
sumber : https://www.inews.id
Komentar
Posting Komentar